Senin, 08 Oktober 2012

Dampak Pancasila terhadap Dunia Pendidikan Multikultural


     Dampak Pancasila terhadap Dunia Pendidikan Multikultural

Pendidikan Multikultural bisa di gambarkan sebagai usaha menumbuhkan kemampuan untuk menghormati keragaman dalam dunia pendidikan. Kemampuan untuk menghormati keragaman dan perbedaan di negara Indonesia yang plural menjadi keniscayaan yang tidak bisa ditawar-tawar dan harus dimiliki oleh setiap warga negaranya, jika bangsa dan negara ini ingin tetap eksis. Untuk menumbuhkan kemampuan tersebut, jalur pendidikan - baik informal, formal, dan non formal - merupakan media yang sangat strategis.
Melalui jalur ini, pendidikan multikultural merupakan tema yang harus diangkat untuk menumbuhkan kemampuan untuk menghormati keragaman. Khususnya dalam pendidikan formal, tema-tema yang terkait dengan pendidikan multikultural dapat dimasukkan ke dalam proses pembelajaran anak baik melalui kegiatan akademik yang terintegrasi ke dalam beberapa mata pelajaran maupun kegiatan non-akademik. Tema-tema tersebut diantaranya seperti tema agama/ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan/kerakyatan, demokrasi dan keadilan sosial.
Dengan begitu melakukan proses pembelajaran itu siswa / siswi bisa mengerti dampak pentingnya multikultural tersebut, dan mereka bisa mengambil nilai positif yang ada dalam multikultutal dalam dunia pendidikan, dengan catatan di ajarkan secara benar dan profesionalisme.

Pancasila Sebagai Jati diri Bangsa Indonesia


      Pancasila Sebagai Jati diri Bangsa Indonesia

Pancasila adalah suatu filsafat yang merupakan fundamen pikiran, jiwa dan hasrat yang sedalam-dalamnya yang di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka yang kekal dan abadi. (Prof. Drs. Sunaryo Wreksosuhardjo, 2008). Tidak pernah ada suatu bangsa hidup terpisah dari akar tradisinya sebagaimana tidak ada pula suatu bangsa yang hidup tanpa pengaruh dari luar. Bangsa yang besar adalah bangsa yang hidup dengan kelenturan budayanya untuk mengadaptasi unsur-unsur luar yang dianggap baik dan dapat memperkaya nilai-nilai lokal yang dimiliki. Ketidakmampuan beradaptasi dengan budaya luar acap kali menempatkan bangsa tersebut ke dalam kisaran kekeringan atau kekerdilan identitas. Namun demikian, terlalu terobsesi dengan budaya luar dan pada saat yang sama mencampakkan tradisi dan nilai-nilai baik lokal berpeluang menjadikan bangsa tersebut kehilangan identitas. Akibatnya bangsa tersebut tidak pernah menjadi dirinya sendiri.
Yang dimaksud jati diri bangsa adalah pandangan hidup yang berkembang didalam masyarakat yang menjadi kesepakatan bersama, berisi konsep, prinsip, dan nilai dasar yang diangkat menjadi dasar negara sebagai landasan statis, ideologi nasional, dan sebagai landasan dinamis bagi bangsa yang bersangkutan dalam menghadapi segala permasalahan menuju cita-citanya.
Pancasila menjadi jati diri bangsa Indonesia mengandung arti bahwa Pancasila menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang tidak ditemukan pada bangsa lain. Oleh karena itu bangsa Indonesia berkewajiban mempertahankan kemurnian Pancasila ditengah gencarnya arus globalisasi. Selain itu, Pancasila tidak hanya dijadikan pedoman bangsa, namun harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, agar tetap tegak berdiri dalam wadah NKRI

SUMBER-SUMBER AJARAN DASAR AGAMA ISLAM


SUMBER-SUMBER AJARAN DASAR
AGAMA ISLAM

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam, dan menurut pendapat salah satu ahli bahwa Al-Qur’an merupakan kitab suci yang didalamnya sudah dijelaskan mengenai sistem perekonomian, polotik, sosio budaya, ilmu pengetahuan dan lain-lain, sehingga tidak sesuatu apapun yang terlupakan olehnya.
4.1 Unsur-unsur pokok yang mutlak terkandung dalam pengertian                 Al-Qur’an:
1.      Al-Qur’an adalah kalamullah yang bersifat mu’jis.
2.      Al-Qur’an adalah kitab suci yang khusus diturunkan kepada Nabi Muhammad.
3.      Metode pewahyuan Al-Qur’an mesti melalui Jibril, meski tidak semua yang diwahyukan lewat Jibril berwujud Al-Qur’an.
4.      Al-qur’an berbahasa Arab, yang lafadznya dan tentu juga maknanya barasal langsung dari Allah.
5.      Al-Qur’an adalah kalammullah yang eksistensinya sudah tertuliskan dalam mushaf
6.      Al-Qur’an merupakan kalamullah yang membacanya saja sudah dinilai sebagai ibdah.
7.      Al-Qur’an merupakan kalamullah yang periwayatannya secara mutawatir.
Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Muhammad dalam rentang waktu sekitar 23 tahun, periode Makkah selama 13 tahun dan sisanya 10 tahun periode Madinah. Jumlah ayat-Al-Qura’an seluruhnya ada 114 ayat, dan disepakati 68 merupakan surat Makiyah dan 38 merupakan surat Madaniyah. Al-Qur’an memuat 6236 ayat, 4780 ayat atau 76,65% adalah ayat-ayat Makiyah dan sisanya 1456 merupakan ayat-ayat Madaniyah.
isi yang terkandung dalam surat Makiyah adalah penjelasan mengenai Tuhan dan sifat-sifatnya, imam, kufr, islam, nifak, hidayah, syirk, khair dan syarr, akhirat dan dunia, surga dan neraka, kitab-kitab sebelum Al-Qur’an, umat serta para nabi dan rasul sebelum Muhammad.
Isi yang terkandung dalam surat Madaniyah adalah ajaran yang berkaitan dengan hidup bermasyarakat dan bernegara.
4.2 Kemukjizatan Al-Qur’an
Secara bahasa I’jaz (kemukjizatan) berarti menetapkan kelemahan, dan mu’jiz adalah sesuatu yang melemahkan, sehinnga membuat tidak mampu pada pihak yang terkena penetapan kelemahan itu.
Mu’jizat adalh sesusatu yang luar biasa yang diperlihatkan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian atau kerasulan.
Hal-hal yang terkandung dalam pengertian mu’jizat :
1.      Mu’jizat merupakan perkara yang luar biasa, sifatnya yang luar biasa ini dapat dimaklumi, karena memang ia berasal dari Yang Maha luar biasa.
2.      Mu’jizat diberikan kepada Nabi atau Rasul dimaksudkan sebagai pembenaran atas risalah yang dibawanya.
3.      Mu’jizat juga dimaksudkan sebagai tantangan kepada para pengingkar kenabian atau kerasulan, sekaligus terhadap sisalah yang dibawanya.
4.      Mu’jizat itu akan menang ketika ia berhadapan dengan penantangnya.
Mu’jizat Bissi adalah mu’jizat yang diturunkan atau diberikan kepada Nabi dan Rasul sebelum Muhammad, mu’jizat ini bersifat temporal, lokal, dan material.Mu’jizat Ma’nawi adalah yang diturunkan atau diberikan kepada Nabi Muhammad yang berupa Al-Qur’an sehinnga ia bersifat Universal, Eternal dan Aqliyah (dapat dipikirkan dan dibuktikan kebenarannya oleh akal manusia di mana pun dan kapan pun).
4.3 Istilah Jam’ul (pegumulpulan) Al-Qur’an memuliki dua pengertian :
1.      Pengumpulan dalam arti Hifdhuh yaitu menghafal dalam hati.
2.      Pengumpulan dalam arti Kitabuh kullih yaitu penulisan Al-Qur’an seluruhya.
4.4 Fungsi sunah terhadap Al-Qur’an menurut Muhammad Abu Zahu:
a.       Menegaskan kembali hukum-hukum yang sdah ditetapkan Al-Qur’an.
b.      Memberikan penjelasan arti yang masih samar dalam Al-Qur’an atau memberikan rincian terhadap apa yang disebutkan dalam Al-Qur’an secara garis besar.
c.       Menetapkan suatu hukum yang tidak disebutkan di dalam Al-Qur’an secara tegas.
d.      Manaskh hukum-hukum yang terdapat di dalam Al-Qur’an.
Mutjahid ialah orang yang mampu melakukan ijtihad melalui cara istinbath (mengeluarkan hukum dari hukum sumber syariat).Tathbiq (penerapan hukum).
 4.5 Rukun-rukun Ijtihad:
1.      Al-Waqi yaitu adanya kasus yang terjadi atau diduga akan terjadi.
2.      Mujtahid ialah orang yang melakukan ijtihad.
3.      Mujtahid fiqh ialah hukum-hukum syariat yang bersifat amali.
4.      Dalil syara untuk menentukan suatu hukum bagi mujtahid fiqh.
4.6 Kepentingan Ijtihad disebabkan oleh:
1.      Jarak antara kita dengan masa tasyri’ semakin jauh. Jarak jauh ini memungkinkan terlupakannya beberapa nas, khususnya dalam al-Sunnah, yakni masunya hadith-hadith palsu dan perubahan pemahaman terhadap nas.
2.      Syariat disampaikan dalam Al-Qur’an dan al-Sunah secara komprehensif.

JADWAL KEGIATAN MAKRAB


JADWAL KEGIATAN MAKRAB
SI - TI- 05
Hari jumat, 5 Oktober 2012

No
Waktu
Kegiatan  / acara
Tempat
1
07.00 – 08.00 WIB
Kumpul
Parkir Amikom
2
08.00 – 08.30 WIB
Cek peserta Makrab
Parkir Amikom
3
08.30 – 09.00 WIB
Pemberangkatan dan Do’a
Parkir Amikom
4
09.00 – 10.30 WIB
Tiba ditujuan
Kaliurang
5
10.30 – 12.30 WIB
Ishoma
kaliurang
6
12.30 – 14.30 WIB
Olahraga Rekreasi
kaliurang
7
14.30 – 16.00 WIB
Ishoma
Kaliurang
8
16.00 – 17.30 WIB
Perkumpulan Peserta dan cek peserta  
Kaliurang
9
17.30 – 19.30 WIB
Ishoma
kaliurang
10
19.30 – 21.00 WIB
Persiapan Api Unggun
kaliurang
11
21.00 – 22.00 WIB
Penyalaan Api Unggun
Kaliurang
12
22.00 – 23.00 WIB
Sambutan Ketua Dan Penampilan
Kaliurang
13
23.00 – 04.00 WIB
Istirahat
kaliurang

Hari minggu, 7 Oktober 2012
No
Waktu
Kegiatan  / acara
Tempat
1
04.00 – 05.00 WIB
Ibadah
Kaliurang
2
05.00 – 07.00 WIB
Mandi
Kaliurang
3
07.00 – 08.00 WIB
Olahraga senam pagi
kaliurang
4
08.00 – 09.00 WIB
Packing
kaliurang
5
09.00 – 10.00 WIB
Cek Peserta
Kaliurang
6
10.00 – 11.00 WIB
Penutupan acara dan sambutan Ketua
Kaliurang
7
11.00 – 12.30 WIB
Do’a dan Pemberangkatan Pulang
kaliurang



Minggu, 07 Oktober 2012

Multikultularisme perspektif Dasar – Dasar Kewarganegaraan


  
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita tidak bisa dipisahkan dengan namanya dasar – dasar kewarganegaraan. Apalagi negara Indonesia memiliki ragam budaya, etis dan suku suku dari sabang sampai meraoke. Multikultularisme perspektif dasar – dasar kewarganegaraan itu berarti ragam akan budaya yang berlaku melalui konsep dasar kewarganegaraan. Kewarganegaraan memiliki multidimensi yaitu :
1.      Dimensi Pribadi.
a.       Kapasitas berpikir secara kritis dan sistematis.
b.      Pemahaman dan kepekaan terhadap malah perbedaan budaya.
c.       \pilihan pemecahan dan penyelesaian  masalah yang bertanggung jawab, kooperatif dan tanpa kekerasan.
d.      Kesedian melindungi lingkungan, membela hak asasi manusia dan ikut serta dalam masyarakat.
2.      Dimensi Sosial
a.       Keterlibatan individu dalam kegiatan kemasyrakatan dan komitasnya berupa : pemikiran, pelayaan masyarakat dan tindakan sosial.
3.      Dimensi spasial
Kedudukan individu sebagai anggota komunitas yang tumpang tindih antara lokal, regional, Nasional, dan Multinasional. Seperti kedudukan mahasiswa sebagai orang solo dengan budaya solonya bahkan dengan agama tertentu mungkin sekaligus dengan komunitas atau organisasi tertentu, tetapi tidak boleh lupa juga sebagai orang jawa tengah, orang indonesia dan bagian dari dunia global.
4.      Dimensi temporal :
Dimensi pribadi dan sosial pada dasarnya dikondisikan oleh historis oleh karena itu pemahaman terhadap masa lalu sangat di butuhkan agar supaya lebih memahami dengan seksama tentang kondisi sekarang. Tetapi untuk menghadapi problema sekarang dibutuhkan kearifan karena langkah yang diambil akan berdampak pada masa depan.

Multikultularisme perspektif bhineka tunggal ika



Multikultularisme perspektif bhineka tunggal ika sebenarnya memiliki makna dari setiap kata misalnya kita artikan secara satu persatu kata.
·         Multikultularisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
·         Perspektif adalah sudut pandang manusia dalam memilih opini.
·         Bhinneka Tunggal Ika seperti kita pahami sebagai motto Negara, yang diangkat dari penggalan kakawin Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Keprabonan Majapahit (abad 14) secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu .

Jadi Multikultularisme perspektif bhineka tunggal ika bisa di artikan secara garis besar adalah keanekaragaman kehidupan serta budaya yang menyangkut nilai – nilai, sistem budaya, kebiasaan dan politik yang dianut menurut sudut pandang manusia,secara bhineka tunggal ika (bercerai berai tetap satu).
Motto ini digunakan sebagai ilustrasi dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural, dan sosial-kultural dibangun diatas keanekaragaman. (etnis, bahasa, budaya dll). Konsep yang demikian seharusnya dapat menjadi acuan pada Negara Indonesia agar dapat saling menghargai keanekaragaman setiap etnis, bahasa budaya  dan suku agar terciptanya kehidupan yang saling menghargai antar sesama warga negara dan terciptanya kehidupan yang damai dan penuh konsep kehidupan.

MANUSIA DAN AGAMA


1  .      Agama: pengertian dan istilah
Tentang istilah agama, ada berbagai keterangan yang diberikan oleh para ahli. Menurut sebagian ahli bahwa kata agama berasal dari bahasa sanskerta dan tersusun dari dua kata yakni a=tidak, gama=kacau, sehingga agama bisa diartikan tidak kacau, sehingga menjadikan hidup manusia lebih teratur.
i.                    Religi
Religi secara etimologi berasal dari bahasa latin. Asal kata religi adalah religere yang berarti membaca atau mengumpulkan.  Agaknya penjelasan ini berdekatan dengan pemaknaan agama dengan “jalan” sebagaimana telah diuraikan.
ii.                  Al-din
Istilah al-din, berasal dari bahasa Arab, secara kebahasaan berarti hutang yakni ssesuatu yang mutlak harus dipenuhi. Dalam bahasa semit, induk bahasa Arab, kata al-din diartikan sebagai undang – undang atau hukum.

2  .      Cara – cara   Manusia beragama
i.                    Cara mistisisme
Cara ini adalah salah satu cara manusia menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya.
ii.                  Cara penalaran atau pikiran
Cara ini penekananya adalah pada aspek rasionalitas dari sebuah ajaran agama.
iii.                Cara amal shaleh
Kelompok ini lebih menekankan pada penghayatan dan pengamalan agama pada aspek peribadatan, baik ritual formal maupun aspek pelayanan social keagaman.
iv.                 Cara Sinkretisme
Sinkretisme berasal dari bahasa Yunani (synkretismos) yaitu penggabungan ajaran dan pengalaman agama yang berbeda satu sama lain.
3  .      Urgensi Agama Bagi Manusia
Menurut  Abraham H.Maslow, ahli psikologi mumanistic, mengemukakan ada 5 kebutuhan manusia yang bersifat hierarkis yaitu kebutuhan fisiologi,  rasa aman, afiliasi, harga diri dan pengembangan  potensi.


4  .      Proses Keberagamaan Manusia
Nurcholish Madjid, salah seorang tokoh cendekiawan muslim indonesia. Berasumsi bahwa eksistensi agama merupakan fitrah manusia.
5  .      Bentuk – bentuk Agama
Dalam perspektif kajian teologis, para agamawan berargumentasi bahwa asal usulnya seluruh agama yang dianut oleh manusia dapat dikelompokkan dalam dua kategori berikut ini. Pertama, agama kebudayaan (cultural religion) atau juga disebut agama tabi’i atau agama ardhi yaitu agama yang bukan.
I.                   Spritualisme
Spritualisme adalah agama penyembah seuatu (zat) yang gaib yang tidak tampak secara lahiriah, yaitu sesuatu yang memang tidak dapat dilihat dan tidak dapat berbentuk. Bagian ini terbagi beberapa kelompok :
a.      Agama ketuhanan (theistic religion)
a.1.  monoteisme, yaitu bentuk agama yang berdasarkan pada kepercayaan terhadap satu Tuhan dan terdiri atas upacara – upacara guna memuji tuhan.
a.2.  Politeisme, yaitu agama yang berdasarkan kepercayaan kepada banyak Tuhan dan juga dari  upacara – upacara keagamaan guna memuji Tuhannya.
b.      Agama penyembah Roh.
Agama penyembah roh adalah kepercayaan orang primitif kepada roh nenek moyang atau roh pemimpin dan roh para pahlawan yang telah gugur.
Agama penyembah roh terbagi beberapa bentuk:
b.1 animisme, yaitu bentuk agama yang mendasarkan pada kepercayaan bahwa disekeliling tempat tinggal manusia terdapat berbagai macam roh yang berkuasa.
b.2 Pra-animisme, adalah bentuk agama berdasarkan kepercayaan kepada kekuatan sakti yang ada dalam segala hal yang luar biasa dan terdiri atas aktivitas keagamaan untuk menguatkan kepercayaan itu dengan berpedoman kepada ajaran kepercayaan tersebut.
II.                Materialisme
Agama Materialisme pada hakikatnya tidak terlalu jauh perbedaannya dengan agama spiritualisme. Sebab kedua agama tersebut sama – sama mempercayai jiwa atau sesuatu yang yang gaib.